Sabtu, 05 Maret 2016



LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR


PENGUKURAN DASAR DAN KETIDAK PASTIAN PADA
HASIL PENGUKURAN

AGUS SETIAWAN
CAA 115 045
KELMPOK VII









JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015








LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PENGUKURAN DASAR DAN KETIDAK PASTIAN PADA
HASIL PENGUKURA





Telah diperiksa dan disetuji oleh Asisisten Praktikum pada
Hari                 :
Tanggal           :




ASISTEN PRAKTIKUM



Nama Asisten
NIM Asisten










DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHA…………………………………………………..…..I
DAFTAR ISI…………………………………………….………………...……II
I.                   PENDAHULUAN
1.1.             Dasar Teori……………………………………………………….1
1.2.             Tujuan Praktikum………………………………………...………2
II.                BAHAN DAN METODE
2.1.             Waktu dan tempat………………………………………..………3
2.2.             Bahan dan Alat…………………………………………...………3
2.3.             Cara Kerja…………………………………………………….….3
III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.             Hasil Pengamatan………………………………………………..6
3.2.             Pembahasan………………………………………………..…….8
IV.             PENUTUP
5.1. Kesimpulan………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN












I.        PENDAHULUAN


1.1         Dasar Teori
Alat ukur adalah sebuah benda atau alat buatan atau alami yang digunakan untuk mengambil data kuatitatif dari berbagai benda seperti panjang, suhu, waktu, massa, berat dan sebagainya. Beberapa macam alat ukur yang ada disekeliling kita yaitu : amperemeter, mistar plastic, jangka sorong, neraca analitik, timbangan, jam dinding, stopwatch, busur derajat, volt meter (Anonim.2014).
Nilai sekala terkecil (NST) adalah suatu nilai yang menyatakan kemampuan alat ukur atau keterbatasan alat ukur. Artinya harga yang lebih kecil dari NST tidak dapat dibaca dengan pasti, melainkan dengan melakukan tafsiran dengan cara interpolasi. karena itu membuat tafsiran adalah tindakan yang sangat subyektif (Anonim.2015).
Ketidakpastian (uncertainty) adalah parameter yang menetapkan rentang nilai yang didalamnya diperkirakan terletak nilai kuantitas yang diukur.Jadi bisa diartikan bahwa hasil pengukuran kuantitatif tidak tepat bila dilaporkan sebagai satu angka atau nilai tunggal, misalnya “pH = 3,7”. dari hasil pengukuran tersebut kita tidak yakin bahwa nilai tersebut benar, namun akan lebih yakin jika nilai tersebut adalah nilai perkiraan. Jika customer yang mengujikan menghendaki pada nilai benar maka cara yang terbaik adalah dengan melaporkan rentang nilai yang merupakan batas-batas perkiraan yang mana nilai benar tersebut berada dalam rentang itu. Nah, dari maksud inilah didalam menentukan dan menghitung rentang nilai disebut menentukan nilai ketidakpastian. Pengetahuan mengenai ketidakpastian pengukuran bertujuan agar personal yang berkompetensi mengenal konsep dasarnya. disamping itu, dapat mengetahui juga batasan-batasan (range) yang diperlukan dalam melakukan perhitungan, baik itu oleh laboratorium penguji ataupun laboratorium kalibrasi.Memang peran ketidakpastian pengukuran sangat penting guna menjaga mutu hasil uji agar penyajian data terukur betul-betul dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih lagi bagi laboratorium penguji/kalibrasi yang telah menggunakan sistem manajemen mutu laboratorium ISO/IEC dan ISO (Anonim.2013).



1.2              Tujuan Praktikum
a.         Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar.
b.         Menentukan ketidakpastian pada hasil pengukuran dan hasil percobaan.











I.                   BAHAN DAN METODE



1.3  Waktu dan Tempat
Praktikum Fisika Dasar dengan materi Pengukuran Daasar dan Ketidakpastian Pada Hasil Pengukuran dilaksanakan pada hari selasa, 24 November 2015. Pukul 08.30-10.00 WIB di Labolatorium Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.



1.4  Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada saat praktikum Fisika Dasar adalah kayu berbentuk balok, dan pipa. Alat yang digunakan adalah Voltmeter, Amperemeter, Busur derajat, Jangka sorong, Neraca analitik, Mistar plastik,



1.5  Cara Kerja
1.5.1        Menentukan Nilai Sekala Terkecil (NST)
a.       Menentukan nilai sekala jangka sorong, yaitu  = 0,02mm (NST).  NST = = 0,01 mm.dapat di baca lagi dengan menggunakan micrometer.

b. Menentukan nilai sekala timbangan, missal 200 gram spido pada timbangan di bagi dengan mili meternya yaitu 5 mm jadi  = 40 gram(NST).  NST =  = 20 gram
c. Menentukan nilai sekala neraca analitik memiliki NST = 0,01 gram.  NST =  = 0,005 gram.
1.5.2        Mengukur Balok dan Tabung atau Pipa dengan Menggunakan Mistar (30 cm) dan Jangka Sorong
a.         Menyiapkan bahan yang akan di ukur dan alat ukurnya
b.         Mengukur menggunakan mistar dengan menempelkan mistar pada balok secara lurus atau tegk.
c.         Mengukur dimulai dari angka 0, tidak dibenarkanmengukur dari ujung mistar.
d.        Mencatat berapakah panjang, lebar, tinggi benda yang diamati.
e.         Menggunakan jangka sorong yaitu dengan cara menjepit benda yang akan diamati
f.          Menghitung berapa sekal nonius dan sekala utamanya dan mengalikan sekala nonius dengan ketelitian jangka sorong (0,02 mm) dan hasilnya dijumlahkan dengan sekala utama.
1.5.3        Mengukur Massa Benda dengan Timbangan dan Neraca Analitik
a.         Menyiapkan bahan yang akan diamati beserta alat yang akan digunakan.
b.         Memeriksa terlebih dahulu alat timbangan yang akan di pakai apakah jarum pada timbangan sudah menunjukan angka 0 atau belum.
c.         Memeriksa timbangan dan neraca bahwa dapat digunakan dengan normal dan bebas dari kotoran.
d.        Meletakan benda yang akan di ukur massanya di atas timbangan atau diatas neraca analitik yang telah disediakan.
e.         Menghitung berapa massa yang dihasilkan oleh alat ukur tersebut.



I.                   HASIL DAN PENGAMATAN


3.1 Hasil Pengamatan
             Table.1. Nilai Sekala Terkecil (NST) dari beberapa alat ukur
No
Alat Ukur
NST
½ NST
1
Mistar plastic
1 mm
0,05 mm
2
Jangka sorong
0,02 mm
0,01 mm
3
Neraca analitik
0,01 gr
0,005 gr
4
Timbangan
40 gr
20 gr
5
Jam dinding
1 menit
0,5 menit
6
Stopwatch
1 sekon
O,5 S
7
Busur derajad
1 drajat
0,5 drajad
8
Amperameter
5 A
2,5 A
9
Volt meter
0,2 V
0,1 V

Table.2 a. pengukuran balok dan tabung/pipa menggunakan mistar
Ulangan
Balok
Tabung atau Pipa
panjang (cm)
lebar
(cm)
tinggi (cm)
volume ()
dia. (cm)
jari-jari (cm)
luas ()
tinggi (cm)
volume (c)
1
6,2
1,8
2,6
29,016
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
2
6,2
1,8
2,6
29,016
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
3
6,2
1,8
2,6
29,016
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
4
6,3
1,8
2,6
29,484
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
5
6,3
1,8
2,6
29,484
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
Rata2(x)
6,24
1,8
2,6
29,203
2,5
1,25
4,906
7,5
36,795
STD(
0,54
0
0
0,253
0
0
0
0
0
Tabel.3. Pengukuran Benda dengan Timbangan dan Neraca Analitik
Ulangan
Massa Benda (Balok)
Timbangan (gram)
Neraca Analitik
1
20 gram
12,43 gram
2
20 gram
12,43 gram
3
20 gram
12,43 gram
4
20 gram
12,43 gram
5
20 gram
12,43 gram
Rata2 (x)
20 gram
12,43 gram
STD (x)
40 gram
0,01 gram



3.2 Pembahasan
3.2.1 Analitik kualitatif

Mistar pelastik memiliki perbedaan dengan Jangka Sorong dalam ketelitiannya atau Nilai Sekala Terkecilnya yaitu mistar memiliki ketelitian 1mm atau 0,5mm sedangkan jangka sorong memiliki ketelitian 0,02mmatau 0,01mm. Timbangan juga memiliki perbedaan dengan Neraca Analitik, timbangan memiliki ketelitian 40 gram atau setengahnya yaitu 20 gram sedangkan neraca analitik memiliki ketelitian 0,01gram atau setengahnya yaitu 0,005 gram.



3.2.2 Analisis Kuantitatif
Ø  jangka sorong
sekala utama  =…
sekala nonius =….
Panjangbenda = SkalaUtama .1 mm + SkalaNonius. 0,1 mm
= SU . 1 mm + SN . 0,1
= SU mm + SN mm
=  mm         

Ø  Menghitung rata-rata =  = (x1+x2…..+x5)/n
= ( 6,2+6,2+6,2+6,3+6,3/n =  6,24 cm

Ø  Menghitung STD =  =


Ø  Menghitung jari-jari
R =  =  =1,25cm
Ø  Menghitung luas
L = r.= 3,14.1,25.1,25 = 4,906
Ø  Menhitung volume
V = r..t =3,14. 1,25.1,25.7,5 = 36,795


IV. PENUTUP



5.1 Kesimpulan
            Alat ukur dasar adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mdenghitung panjang, lebar, tinggi, jari-jari dan volume. Didalam penggunakan alat ukur ada beberapa hal yang harus di perhatikan sebelum memakai yaitu kebersihan (terhindar dari pasir) dan kenormalan alat.
Didalam pengukuran selalu terdapat ketidakpastian,beberapa hal yang menyebabkan ketidak pastian tersebut adalah adanya nilai sekala terkecil, adanya ketidakpastianacak, adanya ketidakpastian, keterbatasan pada pengamat.


















DAFTAR PUSTAKA



Anonim.2014. Definisi alat ukur (http://www.rumushitung.com).
Diakses pada tanggal 26 November 2015.
Anonim.2015. NIlai sekala terkecil pada alat ukur.
(http://www.gardaartikelsains.blogspot.co.id). Diakses pada tanggal 26 November 2015.
Anonym.2013. ketidakpastian dalam dalam pengukuran fisika.untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam pengukuran. (www.rumus-fisika.com). (diakses 26 november 2015).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar